Pustakawan si Jembatan Informasi

 Ihmal Habi Ramadhan - 195030701111010 - Manajemen rekod - Kelas C

Pustakawan si Jembatan Informasi

Pustakawan, kata ini mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat luas. Namun yang diketahui masyarakat luas “pustakawan” itu hanya seseorang yang mengerti sejarah, seseorang yang menjaga perpustakaan, atau juga hanyalah seorang kutu buku. Padahal Pustakawan lebih dari itu.  Menurut PDII-LIPI dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan (UU, 43, 2007), Pustakawan adalah orang yang telah memperoleh kompetensi melalui pendidikan dan / atau pelatihan pustakawan serta bertanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan. Sekilas jika dilihat dari pengertian pustakawan yang tercantum pada PDII-LIPI dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan (UU, 43, 2007) memang terlihat hanya sebatas ruang lingkup di perpustakaan saja namun pada prakteknya pustakawan ini menjadi sebuah agen informasi untuk masyarakat dan saya pribadi memberi julukan “Pustakawan si Jembatan Informasi” dikarenakan semua informasi Sebagian besar pustakawan memilikinya dan tugas pustakawanlah yang memilah atau mengelola informasi agar informasi yang sampai kepada masyarakat itu bukan informasi palsu atau hoax. 3 dari 5 orang tidak mengetahui apa hubungannya pustakawan dengan perpustakaan.

Sebelum mengetahui hubungan perpustakaan dengan pustakawan itu apa, mari kita baca apa itu perpustakaan. erpustakaan adalah sumber informasi dan masyarakat adalah bagian yang membutuhkan informasi dari tempatnya pusat sumber informasi yaitu perpustakaan. Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. Pustakawan sebagai agen informasi dan dokumentasi mempunyai peran ganda yaitu sebagai agen informasi kepada masyarakat dan sebagai tenaga penyuluh berbagai lapisan masyarakat. Perubahan yang sangat cepat terhadap informasi mengubah berbagai perubahan yang sangat mencolok dalam kehidupan manusia dalam bermasyarakat. (Sri Endarti 2019).

Untuk menjadi Pustakawan professional harus memiliki standarisasi tertentu, selain itu pustakawan juga harus benar-benar menguasai manajemen rekod yang menjadi salah satu keahlian yang wajib dimiliki oleh pustakawan-pustakawan. Mengapa harus menguasainya ? karena Pustakawan lebih sering bergelut di arsip/rekod baik itu sifatnya dinamis ataupun statis sebelum menyebarkan informasi yang didapat dari arsip/rekod tersebut. Arsip begitu sangat dibutuhkan selama suatu instansi atau lembaga itu berdiri. Pengelolaannya yang baik menjadi keharusan bagi para pengolah arsip agar ketika suatu data diperlukan dapat ditemukan dengan cepat dan mudah Peran dan tanggung Jawab Pustakawan adalah Melakukan perencanaan pengadaan buku-buku, bahan pustaka, maupun dokumen lainnya untuk memperkaya koleksi perpustakaan, Melakukan kodefikasi pada koleksi perpustakaan sesuai dengan kelompok ilmu tertentu untuk memudahkan pemustaka dalam mencari literatur, Mendeskripsikan bahan pustaka serta membuat sarana yang memudahkan para pemustaka menemukan koleksi yang dicarinya, Memelihara ataupun menjaga koleksi perpustakaan agar tetap bisa digunakan sebagaimana mestinya, Mengumpulkan, menata kembali pustaka, majalah, dokumen (seperti CD dan DVD), dan sebagainya ke rak semula, Memberikan pelayanan kepada pengunjung perpustakaan, Memberikan saran kepada pemustaka dalam mencari data dan informasi sesuai kebutuhannya.

 

Pustakawan merupakan seseorang yang memiliki kompetensi untuk mengelola informasi dan perpustakaan merupakan sebuah tempat yang mengandung banyak informasi. Sehingga Perpustakaan membutuhkan Pustakawan dan Pustakawanpun membutuhkan perpustakaan. Di zaman milenial yang serba digital membuat masyarakat cenderung malas untuk datang ke perpustakaan. Di balik segalanya bisa diakses melalui internet, di perpustakaanpun banyak yang jenuh dikarenakan di Indonesia sangat sulit untuk makan didalam perpustakaan. Disinilah profesi pustakawan sangat diperlukan untuk menarik masyarakat datang ke perpustakaan. Kalau memang tidak bisa menarik masyarakat datang, Para pustakawan yang harus mendatangi masyarakat dengan cara memberikan masyarakat ilmu serta informasi-informasi yang fakta bukan hoax. Masyarakat dengan level melek digital yang bervariasi juga harus dapat difasilitasi oleh pustakawan sehingga mereka dapat saling berbagi dan membangun program kolaboratif. Setiap orang yang memiliki potensi dapat saling belajar dan mengajar sehingga melek digital dapat diperkuat melalui komunitas masyarakat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis dengan cara mendengarkan keluh kesah masyarakat tentang informasi yang beredar. Masyarakat lebih efektif mendapatkan informasi dengan cara Bahasa yang sederhana bukan Bahasa yang berbelit beli ataupun menggunakan Bahasa baku. Mengapa demikian ? karena untuk bahasa baku ada sebagian masyarakat yang memang belum mengenyam Pendidikan, jangankan yang belum mengenyam, yang sudah mengenyam Pendidikanpun untuk Bahasa baku belum menguasainya. Karena zaman milenial seperti sekarang ini masyarakat sudah selalu menggunakan Gawai yang cenderung tidak menggunakan Bahasa baku. Oleh karena itu pustakawan mau tidak mau harus terjun kelapangan seperti ikut ngopi bareng dengan masyarakat, biasanya dengan cara seperti itu malah lebih efektif karena kondisinya saat ngopi itu masyarakat seringkali sambal berbincang, pustakawan ikut berbincang serta memberikan informasi-informasi yang baik dan smemberikan ajakan untuk datang ke perpustakaan atau membuat acara yang menghasilkan sebuah ilmu atau informasi baru.

Daftar Pustaka

Bahrudin Muhammad, Februari 13,2019. ARSIP DAN REKODSTANDARDISASI. https://artikelpustakawan.wordpress.com/tag/manajemen-rekod/

Bahruddin Muhammad, Februari 12, 2019. Standar Sistem Manajemen Rekod. https://artikelpustakawan.wordpress.com/2019/02/12/standar-sistem-manajemen-rekod/

Ricks, Betty R., Ann J. Swafford, dan Key E. Gow. (1992). Information and image management : A Records Systems Approach. Cincinnati : South Western Publishing Co.

Hasugian, Jonner “Pengantar kearsipan”. Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. hal 7-8

 


Komentar