Mengenal Database Administrator

 Nafilah Dyas | 195030707111003 |Ujian Akhir Semester | Manajemen Rekod | C 


Sebagai mahasiswa jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi, pertanyaan seperti ‘kalau sudah lulus nanti bisa jadi apa?’ atau ‘memang jurusan ini kerjanya jadi apa?’ sudah tidak asing lagi. Masyarakat pada umumnya masih memiliki persepsi sempit terkait ilmu perpustakaan, bahwa prospek kerja yang tersedia hanyalah terbatas pada menjadi pustakawan saja. Padahal, bahan pustaka tidak hanya ada di perpustakaan saja. Kita menemui bahan pustaka yang mengandung informasi dimana-mana. Maka seharusnya kita bisa membuat asumsi bahwa karir masa depan lulusan ilmu perpustakaan lebih dari sebagai pustakawan saja. Terlebih dengan adanya penambahan kata ‘dan Informasi’ di akhir Ilmu Perpustakaan, tentunya kita tahu bahwa informasi bisa kita dapatkan dari mana saja, tidak hanya dari material yang tercetak seperti buku, majalah atau koran seperti yang selama ini dipikirkan. Dengan berkembangnya teknologi, berkembang pula cara-cara untuk mendapatkan informasi. Salah satunya melalui internet. Dan pada era sekarang ini, dengan banyaknya informasi yang diterima dan dikirimkan tiap detiknya, tentu saja kita membutuhkan seorang ahli yang dapat mengatur dan mengelola informasi-informasi tersebut.

Salah satu profesi yang belum banyak dibicarakan adalah profesi database administrator (DBA). Database administrator sebetulnya merupakan ‘turunan’ dari information specialist yang berfokus pada penggunaan software khusus atau sistem untuk menyimpan dan mengelola data-data tersebut. Profesi ini banyak dibutuhkan terutama di perusahaan-perusahaan atau organisasi yang memiliki database yang besar. Tugas utama seorang database administrator memastikan bahwa data analyst maupun pengguna data lainnya dapat menemukan data yang mereka butuhkan dengan cepat dan tepat. Lebih lengkapnya, berikut adalah tugas-tugas yang harus dilakukan oleh seorang database administrator:

- Memastikan data milik organisasi tersimpan aman.

- Membuat cadangan dan pengembalian data untuk mengindari terjadinya kehilangan data.

- Mengidentifikasi kebutuhan pengguna untuk membuat dan mengelola database.

- Memastikan database berjalan dengan lancar tanpa eror.

- Membuat dan mengujicoba modifikasi database jika dibutuhkan.

- Mempertahankan database dan pembaharuan izin.

- Menyatukan database lama dengan yang baru.

- Merencanakan kapasitas database.

- Menginstal software untuk database.

- Mengonfigurasi, merancang dan mengawasi performa dari database.

- Mengontrol dan mengawasi akses pengguna ke database.

- Mengawasi dan mengoptimalkan performa dari suatu database.

- Menjaga arsip-arsip data.

- Menghubungi penyedia database mengenai urusan teknis jika dibutuhkan.

Untuk menjadi seorang DBA, diperlukan beberapa keterampilan sebagai berikut:

- Pemahaman mengenai SQL (Structured Query Language).

- Kemampuan untuk merancang database.

- Pemahaman umum terkait arsitektur jaringan (seperti Client/Server, Internet/Intranet, Enterprise)

- Pengetahuan mengenai database.

- Berpengalaman dalam migrasi kode, perubahan manajemen database, dan manajemen data dalam berbagai macam pengembangan siklus hidup.

- Pemahaman mengenai teori-teori database.

- Pemahaman mengenai perancangan database.

- Pemahaman mengenai pertanyaan-pertanyaan seputar database.

Selain itu, diperlukan beberapa sertifikasi untuk menjadi seorang DBA yang berkualitas. Sertifikat ini bisa didapatkan setelah calon database administrator melewati serangkaian tes dan memenuhi persyaratan. Sertifikat-sertifikat yang bisa didapatkan contohnya adalah:

- IBM Certified Advanced Database Administrator - DB2 10.1 for Linux, Unix and Windows

- IBM Certified Database Administrator - DB2 10.1 for Linux, Unix, and Windows

- Oracle Database 12c Administrator Certified Professional

- Oracle MySQL 5.6 Database Administrator Certified Professional

- MCSA SQL Server 2012

- MCSE Data Platform Solutions Expert

Profesi ini masih belum terlalu banyak dimiliki oleh masyarakat di Indonesia, padahal kesempatannya sendiri cukup tinggi. Hal ini bisa jadi dikarenakan tingginya persyaratan terkait kemampuan yang dibutuhkan. Selain itu, kurangnya sosialisasi mengenai keberadaan profesi ini juga tidak banyak membantu. Oleh karenanya, dibutuhkan sosialisai, seminar, perkenalan dan pelatihan terkait database administrator. Hal-hal ini bisa dilakukan contohnya saat ada job fair, atau mempromosikannya bagi mahasiswa jurusan ilmu perpustakaan di dalam kelas. Untuk menyokong keterampilan sebagai database administrator, universitas yang menyediakan jurusan ilmu perpustakaan juga sebaiknya membuat kurikulum akademik yang berisikan mata kuliah mengenai dasar-dasar dari sistem database ini, agar lulusan dari jurusan ilmu perpustakaan tidak terkejut saat di lapangan kerja. 


Sumber

Bureau Of Labor Statistics. (November 14 201). "Database Administrators". Retrieved 23 December 2020.

Spenik, Mark; Sledge, Orryn (20 March 2001). "What is a Database Administrator? (DBA)" Retrieved 23 December 2020.


Komentar