Media Librarian, Pustakawan Tidak Hanya Mengelola Buku
Nomenklatur
profesi dari keilmuan Ilmu Perpustakaan dan Informasi memiliki banyak cabang,
tergantung dengan keilmuan yang ada. Ilmu perpustakaan dan ilmu informasi merupakan
dua ilmu yang fokusnya berbeda tetapi saling berhubungan. Dalam hierarki
pembentukan pengetahuan menurut Nonaka dan Takeuchi, informasi adalah salah
satu unsur pembentuk pengetahuan. Pengetahuan yaitu sekumpulan dari informasi
yang memiliki makna. Ilmu Perpustakaan dan Informasi mempelajari hal-hal
tersebut, sehingga meskipun berbeda kedua ilmu ini tetap saling berhubungan.
Maka, dalam ilmu perpustakaan ada dua profesi utama yaitu pustakawan dan ahli
informasi. Allan Taylor dan James Robert Parish dalam bukunya “Career
Opportunities in Library and Information Science” membahas tentang kedua
profesi besar dari Ilmu Perpustakaan dan Informasi yaitu dari Library
Science dan Information Science. Library Science memiliki
empat spesialisasi profesi meliputi librarians, special librarians, library
assistants, dan library technicians. Di samping itu, dalam Information
Science terdiri dari spesialisasi profesi dalam Information Managers serta
Information Scientist, Technicians, dan Support Staff.
Perkembangan zaman
menjadi serba digital mengakibatkan pengelolaan perpustakaan tidak hanya
mengelola buku saja. Konsep tradisional perpustakaan awalnya hanya mengelola
dan mengakses rekod kertas, buku, mikrofilm, rekaman, serta yang lainnya. Hal
ini mulai berkembang menjadi pengelolaan multimedia yang lebih advance seperti
CD/DVD, video, software, internet, virtual library, dan media non-kertas
lainnya. Library Media Centers hadir untuk menampung berbagai bentuk
media pustaka tersebut. Pustakawan Media atau Media Librarians menjadi
spesialis profesi yang mengelola media-media tersebut. Beberapa orang
menganggap bahwa media librarians merupakan pustakawan yang dilatih
pendidikan teknologi, teknik komunikasi dan desain, serta pendidikan
audiovosiual. Sementara yang lain berpendapat bahwa media librarians bekerja
di sekolah atau pendidikan tinggi untuk menjadi Media Librarians yang
sebenarnya. Adapula yang menganggap bahwa spesialisasi sarjana pustakawan dalam
area video, musik, fotografi, fim, dan grafis merupakan media librarians.
Dr. John W.
Ellison, professor dari Departement of Library and Information Studies di
New York State University, Buffalo berpendapat bahwa Media Librarias memiliki
latar belakang yang baik dalam pengelolaan perpustakaan tradisional yang
dikombinasikan dengan pelayanan perpustakaan non-cetak baik dalam pendidikan
serta pelatihan. Pustakawan jenis ini memiliki pengetahuan tentang seleksi,
pengorganisasian, manajemen, serta programming dalam pembangunan pelayanan
perpustakaan dengan format media non-cetak. Pustakawan media dapat ditemukan di
perusahaan, pemerintahan, sekolah, universitas, serta sistem perpustakaan umum.
Pembangunan koleksi mendorong praktik pengelolaan sumber informasi elektronik
yang memiliki format beragam agar dapat diakses. Pustakawan media memiliki
tugas untuk menemukan sistem informasi dan teknologi aplikasi yang
menggabungkan prinsip tradisional perpustakaan cetak dengan prinsip non cetak.
Profesi ini
dapat diraih dengan mendapatkan gelar master di bidang Ilmu Perpustakaan dan
Informasi. Selain itu, lulusan perlu memiliki ketertarikan dengan teknologi
baru yang diaplikasikan di lingkungan perpustakaan. Kemampuan multidisiplin
ilmu juga diperlukan agar dapat bertahan di dalam masyarakat informasi.
Pustakawan media yang bekerja di sekolah atau perpustakaan akademik disarankan
untuk memiliki gelar master dengan spesialisasi dari sekolah/pendidikan tinggi
perpustakaan media yang telah terakreditasi. Kemampuan dasar yang diperlukan
seperti mahir dalam teknologi komputer dan perangkat lunak. Selain itu,
kemampuan komunikasi yang baik, berupa tulis maupun lisan juga sangat pnenting.
Pemahaman interpersonal, manajemen, bakat organisasi, memperhatikan detail dan
mampu memecahkan masalah menjadi kemampuan minimal yang dimiliki profesi ini.
Perkembangan
koleksi perpustakaan non cetak terlihat menarik untuk ditekuni. Perlunya
pustakawan media dalam menyelesaikan masalah di masyarakat untuk mengelola
koleksi perpustakaan modern. Pustakawan media masih terdengar awam di telinga
masyarakat, maka diperlukan sosialisasi untuk mengembangkan profesi ini.
Sosialisasi dapat dilakukan melalui internet atau dengan turun langsung ke
masyarakat. Selain itu, agar pustakawan media dapat lebih dikenal,
pengabdiannya kepada masyarakat juga diperlukan sehingga fungsi pustakawan
media menjadi lebih maksimal dalam memenuhi kebutuhan di lingkungan berbangsa
dan bernegara. Dengan demikian, prespektif masyarakat akan lebih luas terhadap
profesi Ilmu Perpustakaan dan Informasi.
Oleh : Rania Sekar Melati / 195030701111003 (Manajemen Rekod-B)
Referensi :
Taylor, Allan dan James Robert Parish. 2009. Career Opportunities in Library and Information Science. New York: Ferguson
Komentar
Posting Komentar