Media Librarian, Pustakawan Tidak Hanya Mengelola Buku

 

        


Media Librarian, Pustakawan Tidak Hanya Mengelola Buku        


                Profesi-profesi lulusan ilmu perpustakaan dan informasi masih kurang awam di telinga masyarakat. Masyarakat masih sering menganggap bahwa lulusan ilmu perpustakaan dan informasi hanya sekedar melakukan kegiatan administrasi di perpustakaan. Realita yang lebih ironis yaitu pengelolaan perpustakaan diserahkan kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang tidak memiliki latar belakang ilmu perpustakaan dan informasi. Sehingga kegiatan pengelolaan di perpustakaan menjadi kurang maksimal. Keilmuan dalam Ilmu Perpustakaan dan Informasi menyebabkan profesinya memiliki banyak prospek kerja yang bagus. Tidak hanya dapat bekerja di perpustakaan. Kata “informasi” dalam Ilmu Perpustakaan dan Informasi bermakna sangat luas. Maka, lulusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi dapat memasuki lingkungan mana saja terkait dengan profesi pengelolaan informasi selain fokusnya dengan perpustakaan. 

            Nomenklatur profesi dari keilmuan Ilmu Perpustakaan dan Informasi memiliki banyak cabang, tergantung dengan keilmuan yang ada. Ilmu perpustakaan dan ilmu informasi merupakan dua ilmu yang fokusnya berbeda tetapi saling berhubungan. Dalam hierarki pembentukan pengetahuan menurut Nonaka dan Takeuchi, informasi adalah salah satu unsur pembentuk pengetahuan. Pengetahuan yaitu sekumpulan dari informasi yang memiliki makna. Ilmu Perpustakaan dan Informasi mempelajari hal-hal tersebut, sehingga meskipun berbeda kedua ilmu ini tetap saling berhubungan. Maka, dalam ilmu perpustakaan ada dua profesi utama yaitu pustakawan dan ahli informasi. Allan Taylor dan James Robert Parish dalam bukunya “Career Opportunities in Library and Information Science” membahas tentang kedua profesi besar dari Ilmu Perpustakaan dan Informasi yaitu dari Library Science dan Information Science. Library Science memiliki empat spesialisasi profesi meliputi librarians, special librarians, library assistants, dan library technicians. Di samping itu, dalam Information Science terdiri dari spesialisasi profesi dalam Information Managers serta Information Scientist, Technicians, dan Support Staff.

Perkembangan zaman menjadi serba digital mengakibatkan pengelolaan perpustakaan tidak hanya mengelola buku saja. Konsep tradisional perpustakaan awalnya hanya mengelola dan mengakses rekod kertas, buku, mikrofilm, rekaman, serta yang lainnya. Hal ini mulai berkembang menjadi pengelolaan multimedia yang lebih advance seperti CD/DVD, video, software, internet, virtual library, dan media non-kertas lainnya. Library Media Centers hadir untuk menampung berbagai bentuk media pustaka tersebut. Pustakawan Media atau Media Librarians menjadi spesialis profesi yang mengelola media-media tersebut. Beberapa orang menganggap bahwa media librarians merupakan pustakawan yang dilatih pendidikan teknologi, teknik komunikasi dan desain, serta pendidikan audiovosiual. Sementara yang lain berpendapat bahwa media librarians bekerja di sekolah atau pendidikan tinggi untuk menjadi Media Librarians yang sebenarnya. Adapula yang menganggap bahwa spesialisasi sarjana pustakawan dalam area video, musik, fotografi, fim, dan grafis merupakan media librarians.

Dr. John W. Ellison, professor dari Departement of Library and Information Studies di New York State University, Buffalo berpendapat bahwa Media Librarias memiliki latar belakang yang baik dalam pengelolaan perpustakaan tradisional yang dikombinasikan dengan pelayanan perpustakaan non-cetak baik dalam pendidikan serta pelatihan. Pustakawan jenis ini memiliki pengetahuan tentang seleksi, pengorganisasian, manajemen, serta programming dalam pembangunan pelayanan perpustakaan dengan format media non-cetak. Pustakawan media dapat ditemukan di perusahaan, pemerintahan, sekolah, universitas, serta sistem perpustakaan umum. Pembangunan koleksi mendorong praktik pengelolaan sumber informasi elektronik yang memiliki format beragam agar dapat diakses. Pustakawan media memiliki tugas untuk menemukan sistem informasi dan teknologi aplikasi yang menggabungkan prinsip tradisional perpustakaan cetak dengan prinsip non cetak.

Profesi ini dapat diraih dengan mendapatkan gelar master di bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Selain itu, lulusan perlu memiliki ketertarikan dengan teknologi baru yang diaplikasikan di lingkungan perpustakaan. Kemampuan multidisiplin ilmu juga diperlukan agar dapat bertahan di dalam masyarakat informasi. Pustakawan media yang bekerja di sekolah atau perpustakaan akademik disarankan untuk memiliki gelar master dengan spesialisasi dari sekolah/pendidikan tinggi perpustakaan media yang telah terakreditasi. Kemampuan dasar yang diperlukan seperti mahir dalam teknologi komputer dan perangkat lunak. Selain itu, kemampuan komunikasi yang baik, berupa tulis maupun lisan juga sangat pnenting. Pemahaman interpersonal, manajemen, bakat organisasi, memperhatikan detail dan mampu memecahkan masalah menjadi kemampuan minimal yang dimiliki profesi ini.

            Perkembangan koleksi perpustakaan non cetak terlihat menarik untuk ditekuni. Perlunya pustakawan media dalam menyelesaikan masalah di masyarakat untuk mengelola koleksi perpustakaan modern. Pustakawan media masih terdengar awam di telinga masyarakat, maka diperlukan sosialisasi untuk mengembangkan profesi ini. Sosialisasi dapat dilakukan melalui internet atau dengan turun langsung ke masyarakat. Selain itu, agar pustakawan media dapat lebih dikenal, pengabdiannya kepada masyarakat juga diperlukan sehingga fungsi pustakawan media menjadi lebih maksimal dalam memenuhi kebutuhan di lingkungan berbangsa dan bernegara. Dengan demikian, prespektif masyarakat akan lebih luas terhadap profesi Ilmu Perpustakaan dan Informasi.


Oleh : Rania Sekar Melati / 195030701111003 (Manajemen Rekod-B)


Referensi :

Taylor, Allan dan James Robert Parish. 2009. Career Opportunities in Library and Information Science. New York: Ferguson

Komentar