KATALOGER

 DEWA ASHARI PUTRA | 195030700111018 | UAS MANAJEMEN REKOD | KELAS A



Banyak dari masyarakat Indonesia yang menganggap remeh tentang pekerjaan yang terdapat di Perpustakaan, pemikiran tentang ini harus segera dibenahi. Sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan, Universitas Brawijaya, saya memiliki tugas untuk mengubah pemikiran masyarakat Indonesia. Tidak sedikit mereka berkata bahwa bekerja di dalam Perpustakaan hanya duduk, merapihkan buku, menunggu siswa atau mahasiswa yang masuk ke dalam perpustakaan, dan menyuruh mereka tenang di dalam perpustakaan. Kenyataan di lapangan tidaklah seperti yang ada di dalam pemikiran mereka. Dengan ini, saya akan menjelaskan mengenai salah satu profesi yang ada di dalam perpustakaan, yaitu Kataloger.

Apa itu Kataloger?

Kataloger atau secara harfiah disebut sebagai juru katalog atau pustakawan katalog memiliki tugas mengumpulkan informasi tentang bahan pustaka dalam sebuat format bibliografi (buku, monograf, serial, terbitan berkala, dokumen lain, sumber daya elektronik, video, DVD, CD-ROOM, microform, dan lain sebagainya) dan menyiapkan kartu atau catatan komputer untuk mengidentifikasi materi dan mengintegrasikan informasi ini ke dalam katalog perusahaan sehingga staff dan pengunjung perpustakaan (pemustaka) dapat menemukan bahan pustaka yang tersedia di perpustakaan. Kataloger memverifikasi penulis, judul, dan nomor klasifikasi pada sampel kartu katalog yang disiapkan oleh asisten perpustakaan dalam menuliskan data yang sesuai pada halaman judul, daftar isi, atau informasi dokumen lainnya. Kataloger kemudia mengisi informasi tambahan, seperti keberadaan bibliografi, ilustrasi, peta, dan lampiran (jika pustaka berbentuk buku) atau informasi serial (jika terbitan berkala) dan menjelaskan bahan pustaka menurut subjek yang dicakup, tanggal diterbitkan, format, dan karakteristik fisik dari bahan pustaka tersebut. 

Dalam mengkasifikasikan bahan pustaka, kataloger menjelaskan pustaka berdasarkan subjek, tanggal diterbitkan, format, penulis, judul, dan karakteristik lainnya tergantung pada jenis dari koleksi ditempatkan. Dua jenis katalog dilakukan untuk setiap koleksi, yaitu:
1.    Katalogisasi Deskriptif merupakan kegiatan mendeskripsikan ciri fisik sebuah buku, video,           CD, file data, atau jenis pustaka lainnya.
2.    Katalogisasi Subjek yang mana berfokus pada mengidentifikasi subjek atau subjek utama           dan kemudian memberikan judul subjek serta nomor klasifikasi pada koleksi tersebut.

Dua sistem klasifikasi yang paling umum digunakan oleh kataloger adalah LC dan Dewey Decimal. LC berkembang dari skema pengorganisasian asli Thomas Jefferson, Presiden ketiga Amerika Serikat, digunakan untuk buku koleksinya sendiri sebelum dijual ke perpustakaan nasioanl yang baru (sekarang dikenal sebagai Library of Congress). Sistem alfanumerik ini digunakan di sebagian besar perpustakaan besar (umum dan akademis) dan banyak perpustakaan khusus yang lebih kecil (seperti yang ada di fasilitas penelitian). Skema Melvin Dewey berbasis desimal diperkenalkan pada tahun 1876 dan tetap menjadi standar di antara banyak sekolah dan perpustakaan negeri. Skema klasifikasi lain yang lebih ksusu yaitu sistem SuDocs (Superintendent of Documents) yang digunakan untuk pemerintahan dengan jumlah koleksi dokumen yang besar. Skema ini membagi koleksi menjadi subkelompok dokumen berdasarkan instansi yang menerbitkan koleksi atau dokumen.

Berapa Gaji Kataloger?

Menurut laporan survei gaji 2007 di bidang perpustakaan yang disusun oleh PayScale, Inc., gaji tahunan untuk kataloger berkisar dari $30.000 (Rp 423.816.900) hingga $60.000 (Rp 847.633.800) atau lebih, dengan gaji rata-rata mulai dari $37.000 (Rp 522.707.510) hingga $56.000 (791.124.880). Untuk kataloger yang bekerja untuk pemerintah federal, berdasarkan dokumen gaji tahunan rata-rata $76.475 (Rp 1.080.379.914) dan perusahaan hukum memiliki gaji rata-rata yang lebih tinggi daripada perusahaan lain yaitu $64.098 (Rp 905.527.188).

Pendidikan dan Pelatihan untuk Menjadi Kataloger

Posisi Kataloger membutuhkan gelar master dalam ilmu perpustakaan atau dalam studi perpustakaan dan informasi, gelar humaniora, bahasa inggris atau seni umum. Kataloger harus melengkapi studi mereka dengan kursus komputer dan bisnis. Banyak perpustakaan menawarkan pelatihan on the job tambahan untuk mengajarkan secara spesifik katalogisasi dan penggunaan teknologi komputer dalam pembuatan katalog. Hal tersebut sangat dianjurkan untuk calon Kataloger yang menjadi sukarelawan di perpustakaan, lembaga arsip, atau museum untuk mendapatkan pengalaman dalam bidang tersebut.

Kataloger di perpustakaan sekolah biasanya membutuhkan gelar sarjana dalam ilmu perpustakaan dan informasi. Beberapa sekolah membutuhkan gelar M.L.S atau gelar master ilmu perpustakaan dengan fokus di media perpustakaan sekolah. Sekolah lain mungkin memerlukan gelar master dalam pendidikan dengan fokus di perpustakaan sekolah atau media pendidikan.

Setelah menjadi Kataloger profesional, saya akan mengembangkan profesi ini dan mengubah pemikiran masyarakat tentang kataloger. Karena menurut saya, kataloger sangat berperan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia.



Referensi

Taylor, Allan dan James Robert Parish. 2009. Career Opportunities in Library and Information Science. New York: Ferguson








Komentar