Dunia terus mengalami
perubahan setiap saatnya, tiada kata henti untuk memunculkan inovasi hingga
informasi. Terlebih hingga saat ini dunia telah memasuki era revolusi industri 4.0
yang terus mengembangkan penggunaan internet dalam segala bidangnya. Dampak yang
dapat dirasakan yaitu semakin memudarnya batasan-batasan yang kita temui untuk
saling berkomunikasi dan memperoleh informasi. Tak lupa dampak yang dirasakan
yaitu menciptakan sebuah tatanan baru dalam masyarakat, yaitu sebagai
masyarakat informasi atau masyarakat yang hidup penuh dengan informasi. Tyasmara
(2016) menyatakan bahwa masyarakat informasi ditandai dengan adanya perilaku
informasi yang merupakan keseluruhan perilaku manusia yang berhubungan dengan
sumber dan saluran informasi. Merujuk pada pendapat itu juga memiliki relevansi
dengan sikap keseharian manusia saat ini yaitu selalu mendokumentasikan berbagai
fenomena yang dilihat atau dirasakannya.
Fase dalam masyarakat
informasi yang selalu berlandaskan pada fenomena dan informasi juga merupakan
dampak dari sebuah budaya organisasi yang selalu menggunakan informasi saat
melakukan berbagai kegiatan. Hal tersebut terlihat saat ini diperlukannya
seorang manajer rekod yang bertugas untuk mengelola rakaman-rekaman informasi
milik organisasi. Tujuannya yaitu untuk memudahkan dalam melakukan berbagai
kegiatan baik secara hukum, pengambilan keputusan, atau pengembangan
organisasi. Selain itu tanggung jawab/wewenang utama manajer rekod
adalah untuk mendukung fungsi bisnis organisasi dengan cara menciptakan dan
mengelola rekod yang handal, otentik dan berguna, dan melindungi kesatuan rekod
tersebut selama yang diperlukan (ISO 14589: Part 1, 2001). Kelinieran
antara budaya organisasi, kebijakan internasional dalam mengelola rekod, dan
perilaku masyarakat saat ini memunculkan sebuah benang merah yang saling
berkaitan. Benang merah ini terletak pada penyediaan informasi oleh sebuah
organisasi baik dalam ranah publik maupun bisnis bagi masyarakat dengan
didukung kebijakan internasional akan memunculkan sebuah kebiasaan baru di
masyarakat yaitu terbiasa dengan adanya informasi yang berisi data-data
penting.
Sebagai seorang manajer
rekod memiliki tugas pokok dalam mengelola rekod yang dimiliki oleh organisasi,
tetapi sebagai sebuah organisasi diperlukan tenaga khusus yang berfokus pada
pengelolaan rekod menjadi informasi atau bisa disebut dengan data control analyst. Sumber Daya
Manusia (SDM) yang berfokus pada pengolahan data memiliki peran untuk mengubah
data menjadi informasi, informasi menjadi wawasan dan wawasan menjadi keputusan
bisnis. Tanggung jawab analis data mencakup melakukan kegiatan siklus
hidup lengkap untuk memasukkan analisis dan desain persyaratan, analisis dan
pelaporan, dan terus melaporkan kinerja dan kendali kinerja untuk mengidentifikasi
peningkatan. Melalui pengertian tersebut dapat dimaknai bahwa ada peran seorang
data control analyst dalam mengolah
data organisasi menjadi sebuah informasi yang bisa digunakan oleh pihak
sasaran. Peran penting yang dimiliki oleh data
control analyst di organisasi akan menjadi pengaruh besar ketika melakukan
pengolahan data menjadi informasi. Dapat diketahui salah penafsiran dari data
menjadi informasi akan berdampak pada kesalah pahaman pengguna informasi dan
tentunya berefek secara domino.
Peran penting dengan tugas
yang berfokus pada pengolahan data memiliki daya tarik tersendiri bagi penulis
dalam membangun cita-citanya. Berawal dari pengelolaan rekod di instansi yang
kemudian perlu adanya penafsiran yang detail mengenai data yang dimiliki adalah
titik utama penulis untuk menjadikan data
control analyst sebagai profesi impiannya. Seperti yang telah diketahui
tugas data control analyst adalah
melakukan analisis dan penafsiran data yang dimiliki oleh organisasi, tugas
tersebut tidak bisa sekali dilakukan langsung meraih kesuksesan atau
kelancaran. Banyak proses yang perlu dilalui seperti banyak melakukan latihan
dalam menganalisis data penelitian milik orang yang kemudian dikonsultasikan
kepada pemilik data. Tujuannya yaitu untuk melatih dalam menganalisis data yang
kemudian dikaitkan dengan kondisi atau keperluan organisasi dalam penggunaan
informasi. Melatih diri dengan analisis hasil riset merupakan cara paling mudah
yang bisa dilakukan untuk menjadi seorang data
control analyst profesional.
Tentunya profesi sebagai data control analyst masih dianggap tabu
oleh masyarakat, terlebih masih kalah populer dengan profesi lainnya. menjalani
hidup dalam era masyarakat informasi seperti saat ini tentu akan memudahkan
dalam melakukan penyebaran informasi profesi ini. Hal tersebut tentunya akibat
dari banyak informasi yang bisa diraih oleh masyarakat dalam berbagai sektor,
sehingga yang diperlukan adalah membangun citra baik oleh para profesi ini agar
diketahui oleh masyarakat secara luas. Tidak lepas dari peran data control analyst dan masyarakat
informasi semua akan semakin cepat untuk dipahami dan diperoleh. Maka dari itu
inilah saat yang tepat untuk meyakinkan masyarakat dalam melakukan branding profesi dengan cara
pendeskripsian dan memberikan informasi yang tepat sasaran.
REFERENSI TULISAN:
ISO 15489. 2001. International Standard. Information and
Documentation – Records Management – Part 1: General.
Tyasmara, Nurintan Cynthia. 2016. Transformasi Masyarakat Informasi
di Indonesia Ditinjau dari Aspek Budaya, Teknologi, Sosial dan Ekonomi.
Depok: Universitas Indonesia.
Urbanhire. 2016. Data Analyst Job Description Template.
Diunduh melalui Data Analyst Job Description Template | Urbanhire HR Resources.
Diakses pada 21 Desember 2020.
Komentar
Posting Komentar